Sejarah Gereja Gunung Hermon
Masuknya GPdI di Sampit pada awalnya tidak lepas dengan datangnya hamba Tuhan Pdt.Yantje wusyang dari Manado
Sulawesi utara pada sekitar tahun 1974 di sampit untuk memberitakan
injil
Pada awalnya ibadah hanya dilakukan di rumah-rumah simpatisan jemaat karena saat itu hanya ada beberapa jiwa saja ditambah dengan anak-anak sekolah minggu dan waktu terus berlalu maka seorang meminjamkan sebuah rumah di perumahan 10 di jalan Ahmad yani ( sekarang jalan seribu dahan- depan Bank Indonesia ) untuk tempat ibadah, dari beberapa jiwa berkembang terus sampai mencapai puluhan jiwa akhirnya direncanakan pembangunan gereja dan akhirnya dapat terbangun sebuah gereja sederhana.
Beberapa saat setelah itu tejadi musibah Pendeta beserta keluarga mengalami kecelakaan pesawat Garuda di krawang-bekasi pada tahun 1981 sehingga pendeta sekeluarga meninggal setelah kejadian tersebut terjadilah kekosongan penggembalaan.
Pada waktu itu kemajelisan GPdI Kalteng masih bergabung dengan Kalsel sehingga semua pengurus GPdI bergiliran untuk melayani pekerjaan Tuhan tiap Minggu, setelah itu beberapa saat maka ditunjuklah gembala definitive yaitu Pdt. Thamrin Embang, pada era beliau pekerjaan Tuhan bangkit kembali sampai pada Tahun 1984 dapat menyelesaikan dan merenovasi Gedung gereja yang sudah berdiri menjadi semi permanen dengan Ketua panitia Bpk Jemmy Rusli.
Iblis tidak senang pekerjaan Tuhan berkembang sehingga terjadilah perpecahan dalam jemaat yang mana pada waktu pendeta pertama sudah pernah terjadi terulang kembali, akhirnya pada tahun 1985 pdt.Thamrin embang sekeluarga pindah ke daerah Kalimantan selatan atas kemauan sendiri, kemudian kembali lagi pelayanan di serahkan kepada Majelis Daerah mengingat jumlah hamba Tuhan pada waktu itu sangat sedikit maka diangkat pendeta sementara yaitu (alm) Pdt. Theo Sumasa selama beberapa waktu sampai pada akhirnya sesuai hasil Rapat Pleno Majelis Daerah Kalteng di Buntok pada tahun 1986 ditetapkanlah gembala definitive yaitu Pdt. Maras Tinambunan yang sebelumnya menggembalakan jemaat di Mengkatip- Barito selatan.
Pada awalnya ibadah hanya dilakukan di rumah-rumah simpatisan jemaat karena saat itu hanya ada beberapa jiwa saja ditambah dengan anak-anak sekolah minggu dan waktu terus berlalu maka seorang meminjamkan sebuah rumah di perumahan 10 di jalan Ahmad yani ( sekarang jalan seribu dahan- depan Bank Indonesia ) untuk tempat ibadah, dari beberapa jiwa berkembang terus sampai mencapai puluhan jiwa akhirnya direncanakan pembangunan gereja dan akhirnya dapat terbangun sebuah gereja sederhana.
Beberapa saat setelah itu tejadi musibah Pendeta beserta keluarga mengalami kecelakaan pesawat Garuda di krawang-bekasi pada tahun 1981 sehingga pendeta sekeluarga meninggal setelah kejadian tersebut terjadilah kekosongan penggembalaan.
Pada waktu itu kemajelisan GPdI Kalteng masih bergabung dengan Kalsel sehingga semua pengurus GPdI bergiliran untuk melayani pekerjaan Tuhan tiap Minggu, setelah itu beberapa saat maka ditunjuklah gembala definitive yaitu Pdt. Thamrin Embang, pada era beliau pekerjaan Tuhan bangkit kembali sampai pada Tahun 1984 dapat menyelesaikan dan merenovasi Gedung gereja yang sudah berdiri menjadi semi permanen dengan Ketua panitia Bpk Jemmy Rusli.
Iblis tidak senang pekerjaan Tuhan berkembang sehingga terjadilah perpecahan dalam jemaat yang mana pada waktu pendeta pertama sudah pernah terjadi terulang kembali, akhirnya pada tahun 1985 pdt.Thamrin embang sekeluarga pindah ke daerah Kalimantan selatan atas kemauan sendiri, kemudian kembali lagi pelayanan di serahkan kepada Majelis Daerah mengingat jumlah hamba Tuhan pada waktu itu sangat sedikit maka diangkat pendeta sementara yaitu (alm) Pdt. Theo Sumasa selama beberapa waktu sampai pada akhirnya sesuai hasil Rapat Pleno Majelis Daerah Kalteng di Buntok pada tahun 1986 ditetapkanlah gembala definitive yaitu Pdt. Maras Tinambunan yang sebelumnya menggembalakan jemaat di Mengkatip- Barito selatan.
Pdt. M. Tinambunan (1986 – 2000 )
Pada awal kedatangan hamba Tuhan sekeluarga dari Barito selatan mempunyai tugas berat yaitu mengembalikan/ mengumpulkan kembali jemaat yang tercerai berai karena pada waktu itu ibadah digereja ditiadakan dan dibuat dirumah jemaat yang pada waktu itu adalah seorang pejabat di lingkungan pemerintah Kotim, akhirnya suatu pilihan yang berat diambil hamba Tuhan harus memilih jemaat banyak daripada seorang pembesar. Tuhan tidak pernah meninggalkan walaupun penuh dengan perjuangan,air mata dan penderitaan, Tuhan kembali membawa jiwa-jiwa yang lama dan menambahkan beberapa jemaat yang baru yang setia beribadah. Pada Tahun 1990 direncakanlah pembangunan gereja akibat adanya pelebaran jalan HM Arsyad yang memakan 6 m lebar tanah gereja yang mengakibatkan separuh bangunan fastory hilang tergusur setelah sekian lama menantikan dalam doa baru pada Tahun 1997 baru dapat dilaksanakan/ dimulaikan pembangunan fastory dan pada Tahun yang sama diselesaikan .
GPdI Gunung Hermon Sampit
Pada tahun 1995 karena ada anjuran untuk membuat nama
gereja maka Gembala memberikan nama gereja dengan nama GPdI Gunung Hermon berdasarkan Masmur 133 : 3. Gembala
adalah generasi pertama hamba Tuhan di Kalteng dan sudah membuka puluhan ladang
baru ketika masih melayani dii daerah Barito selatan, dan di Kotim sendiri sudah membuka beberapa cabang untuk ditempatkan hamba Tuhan
diantaranya : GPdI Mentaya kalang, Pos PI di PT. Tanah Mas,GPdI Parenggean, GPdI Tbg.Ngahan,GPdI Kuala Kuayan, GPdI Sangai , GPdI Rubung Buyung, GPdI Bangkal. Pada Tanggal 31 Januari 2000 hambanya
dipanggil menghadap Tuhan karena serangan jantung secara tiba-tiba,
akhirnya sesuai hasil rapat luar biasa Majelis daerah dan
persetujuan Majelis Pusat dan penunjukan oleh seluruh jemaat maka sesuai
hierarki GPdI maka istri gembala ; Pdt. Ruth Y Tinambunan diangkat sebagai
gembala jemaat.
Pdt. Ruth Y Tinambunan
Penggembalaan terus berjalan beberapa saat setelah itu selama hampir 11 tahun menantikan akhirnya dimulaikan pembangunan Gereja yang belum sempat dilaksanakan pada era bapak gembala pada akhirnya tahun 2000.
Terjawablah visi alm. pdt M Tinambunan dan doa jemaat untuk memiliki gedung permanen meskipun sempat terhenti akibat adanya kerusuhan etnis pada Februari 2001 yang menelan ribuan korban jiwa dan membuat trauma besar bagi masyarakat.
Akhirnya oleh kemurahan Tuhan pada 13 Juni 2001 selesailah pembangunan GPdI Gunung Hermon yang permanen dan diresmikan oleh Majelis Pusat GPdI Pdt. YK Siwi. Pengembalaan terus berjalan dan Tuhan semakin meneguhkan hamba Nya ketika hamba Nya terserang stroke ringan pada tahun 2005 di Malang semua jemaat bersehati berdoa.
Mujizat terjadi nyata , semua jemaat melihat mujizat yang luar biasa dalam waktu satu bulan Ibu gembala pulih dari Mata yang juling, dan mulut yang mencong dan suara yang cadel, mujizat benar-benar terjadi dan membuat orang-orang tercengang - cengang akan kuasa Allah yang terjadi kepada hamba Nya.
Dan sejak itu ada semangat ada keyakinan yang kokoh dalam Yesus. Jemaat Tuhan terus berkembang, kuasa Roh Kudus bekerja dengan ajaib melawat jemaat Nya sehingga semua jemaat mengalami pertumbuhan iman dan dilengkapi dengan karunia roh Kudus.
Jika nama Yesus di tinggikan, maka Dia akan menarik jiwa-jiwa untuk datang kepada Nya dan ini benar-benar terjadi. Apa yang sudah ditabur dengan berlinang air mata selama puluhan tahun oleh hamba-hamba Tuhan terlebih oleh Bapak Alm gembala dulu tidak ada yang sia-sia dan saat inilah masa penuaian gereja Tuhan, segala kemuliaan hanya bagi Tuhan
Pdt. Ruth Y Tinambunan
Penggembalaan terus berjalan beberapa saat setelah itu selama hampir 11 tahun menantikan akhirnya dimulaikan pembangunan Gereja yang belum sempat dilaksanakan pada era bapak gembala pada akhirnya tahun 2000.
Terjawablah visi alm. pdt M Tinambunan dan doa jemaat untuk memiliki gedung permanen meskipun sempat terhenti akibat adanya kerusuhan etnis pada Februari 2001 yang menelan ribuan korban jiwa dan membuat trauma besar bagi masyarakat.
Akhirnya oleh kemurahan Tuhan pada 13 Juni 2001 selesailah pembangunan GPdI Gunung Hermon yang permanen dan diresmikan oleh Majelis Pusat GPdI Pdt. YK Siwi. Pengembalaan terus berjalan dan Tuhan semakin meneguhkan hamba Nya ketika hamba Nya terserang stroke ringan pada tahun 2005 di Malang semua jemaat bersehati berdoa.
Mujizat terjadi nyata , semua jemaat melihat mujizat yang luar biasa dalam waktu satu bulan Ibu gembala pulih dari Mata yang juling, dan mulut yang mencong dan suara yang cadel, mujizat benar-benar terjadi dan membuat orang-orang tercengang - cengang akan kuasa Allah yang terjadi kepada hamba Nya.
Dan sejak itu ada semangat ada keyakinan yang kokoh dalam Yesus. Jemaat Tuhan terus berkembang, kuasa Roh Kudus bekerja dengan ajaib melawat jemaat Nya sehingga semua jemaat mengalami pertumbuhan iman dan dilengkapi dengan karunia roh Kudus.
Jika nama Yesus di tinggikan, maka Dia akan menarik jiwa-jiwa untuk datang kepada Nya dan ini benar-benar terjadi. Apa yang sudah ditabur dengan berlinang air mata selama puluhan tahun oleh hamba-hamba Tuhan terlebih oleh Bapak Alm gembala dulu tidak ada yang sia-sia dan saat inilah masa penuaian gereja Tuhan, segala kemuliaan hanya bagi Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar